|
My Best Friends |
Perjalanan ke Wotan Baturetno (My Best Adventure with My Friends) | Baturetno adalah salah satu desa di Wonogiri. Disanalah aku dibesarkan oleh orang tuaku. Iyaa? Disini saya akan menceritakan pengalaman saya pada tanggal
1 Maret 2015. Bersama sahabat saya bersepada menuju Wotan Baturetno. Tetapi belum sampai disana kami mendapat suatu kendala yang cukup merepotkan dan sungguh mengesankan.
Bagaimanakah ceritanya? langsung baca dibawah ini...
Perjalanan ke Wotan Baturetno (My Best Adventure with My Friends)
Kenalkan nama saya
Vento. Saya di postingan ini akan membawa teman saya saat pengalaman ini terjadi. Dia
Satria, Bima, dan Galih. Kami berasal dari
Patuk Kidul, Baturetno. Sebenarnya kami berangkat bersama satu orang lagi yaitu
Ipul. Tapi belum sampai tujuan ban sepeda dia bocor, dan terpaksa pulang sendiri dan kami melanjutkan perjalanan ke Wotan ini.
AWAL MULA
Sekitar pukul 05.40 kami berangkat menggunakan sepeda. Memang sebenarnya kami rutin setiap minggu bersepada pada pagi hari. Kami bersepada dengan rasa penasaran karena akan menuju jalur baru yaitu Wotan. Mengapa penasaran? Karena biasanya kami bersepeda ke arah Giriwoyo.
Jalan raya dan jalan terjal pun kami lewati dengan mudah. Sering berbelok-belok ke jalan desa lalu balik lagi ke jalan raya. Di perjalanan kami bercerita tentang negara Jepang, Naruto, dan saling mengejek satu sama lain.
Mungkin perjalanan membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Dan dari sinilah semua masalah dimulai.
Ke Wotan adalah ideku dan saya tahu kalau jalan kesana becek, karena semalam hujan yang tidak terlalu deras. Tapi saya mencoba meyakinkan teman saya. Dengan wajah yang serius, akhirnya semua setuju.
Tinggal 100 Meter
40 Menit Berlalu...
Perjalanan beda dari daerah Giriwoyo. Terlihat suasananya yang cukup asri di arah menuju Wotan. Sangat sejuk dan selalu ditemani dengan aneka tumbuhan yang lebat. Disana sosialnya cukup tinggi karena saat kami bersepada selalu ada saja yang balik menyapa pada kami.
Saat akan sampai di tempat tujuan. Masalah yang cukup menantang pun datang. Itu adalah jalan yang becek sekali. Dengan perundingan yang matang. Kami memutuskan nekad untuk tetap melewati jalan itu karena perjalanan tinggal 100 Meter dan sayang mau kembali.
Nekad is My Choice
"Nekad". Yah itu adalah prinsip kami. Prinsip yang jarang dimiliki orang awam. Baru 15 Meter dengan penuh ke nekad an yang tinggi. Ban kami semua terjebak dalam beceknya jalan (Jeblok) dan akhirnya disana terjadi perdebatan sengit. Kembali atau Lanjut. Akhirnya saya menurut dengan keputusan 3 teman saya. Banyak sekali Jeblok yang menempel di Ban sepeda kami.
Saya pun dihujani dengan rasa marah oleh teman saya. :D Saya pun berusaha menetralkan keadaan dan mengajak teman saya membersihkan ban dengan kayu yang saya cari. Sepeda yang paling kotor adalah milik saya dan Bima karena bukan jenis MTB. :D
30 Menit pun kami membersihkan dengan canda tawa dan ejekan yang dituju kepadaku. :D
Ini sedikit foto-foto yang dapat menjelaskan keadaan di Jalan Wotan, memang dari gambar tidak seperti becek namun di keadaan sebenarnya... Yah, sangat becek :D
|
Canda Tawa saat Membersihkan Sepeda |
|
He is Satria |
|
Foto bersama dalam keadaan terpuruk |
|
Setelah sedikit pembersihan |
Perjalanan Kembali Menuju Warung Satria
30 Menit pun terasa sangat cepat bagi kami. Ini sedikit cuplikan keadaan setelah membersihkan Sepeda yang penuh dengan Jeblok.. :D
Anda bisa tahu keadaan sepeda yang sangat memprihatinkan. :D
Tujuan kami yang sangat Primer adalah ke Warung Satria untuk menguyang sepeda kami. Letaknya cukup jauh sekitar 1 km dari Wotan.
|
Bima penuh Emosi :v |
Kami saat itu sangat lama dalam perjalanan karena sambil membersihkan lagi sepeda milikku dan Bima. Ban Depan sepeda tidak bisa dijalankan. :D
Sepeda kami hanya dapat dituntun.
Dan 30 Menit selanjutnya sampailah di Jalan yang jauh dari Becek.
Ini sedikit cuplikannya. :D
Setelah perjalanan sampai ke Warung Satria. Kami ber empat langsung mengambil selang dan menguyang dengan sedikit rasa kesal. Disana sudah menunjukkan pukul 09.00.
Kami tutup acara ini dengan makan Mie Ayam dan Teh Anget. Karena itu suasana pun kembali cair.
Sedikit foto saat makan bersama.
|
Galih dan Satria |
|
Galih dan Satria |
|
Bima |
|
Mantap Bro. :D |
Perjalanan Pulang
Karena istirahatnya sudah cukup, kami pun kembali pulang lewat Jalan Raya. Tidak ada lagi kendala yang kami hadapi. Namun, Satria membuat ulah lagi. Dia ingin pulang lewat jalan Desa. Saya, Bima, dan Galih setuju.
Perjalanan yang awalnya baik, berangsur-angsur memburuk. Jalan menanjak selalu dilewati, berputar-putar mengulangi jalan yang sama. Dan sekarang berganti Satria yang diejek. :D
Sedikit cuplikan perjalanan lewat desa...
Akhir yang Melelahkan
Seharusnya kami sudah sampai rumah 15 menit yang lalu, tetapi karena usulan Satria waktu pun ter ulur. Tapi yahh, Gapapa lah sekali-sekali. Lagipula juga untuk teman.
Dan ini adalah salah satu Petualangan yang sangat berkesan bagiku. :D
Memang hidup itu penuh pengalaman dan petualangan.
“Tidak ada waktu terbuang sia-sia jika kita menggunakan pengalaman secara bijak.”
Saya Yosep Novento Nugroho. Mengucapkan Terima Kasih telah membaca artikel ini.
Itulah akhir cerita saya, yang langsung saya tulis setelah sampai dirumah.
Jika cerita anda ingin di post di Blog saya cukup hubungi lewat :
- Email : ventodecoboagoes@gmail.com
- Facebook : https://www.facebook.com/vento.boagoes